Dalam kelas “Belajar Menjadi Istri” yang mentornya adalah teh Febrianti Almeera founder dari Sekolah Rumah Tangga, ada hubungan antara anak yang bermasalah dengan konsep diri orang tuanya yang belum ajeg. Konsep diri ini juga mempengaruhi hubungannya dengan pasangan, sehingga garisnya inline antara konsep diri, hubungan suami istri dan perannya sebagai orangtua. Kalo dasarnya baik, insyaallah baik seluruhnya, namun jika buruk maka dampaknya akan berpengaruh pada anak.
Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Namun konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, ia berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.
Menurut ilmu psikologi sendiri, ada tiga hal yang mempengaruhi konsep diri :
1. Self Image
Self Image atau citra diri adalah persepsi tentang diri kita sendiri, dan seringkali tidak kita sadari, karena memiliki bentuk yang sangat halus atau abstrak. Citra diri lebih bersifat global dan bersifat sebagai payung besar yang menaungi seluruh kecenderungan tindakan kita dalam berpikir atau bertindak.
Citra diri juga sering dianalogikan sebagai kartu identitas diri yang kita perkenalkan kepada semesta alam. Menurut teh Febrianti, cara menemukan citra diri ini perlu menjawab pertanyaan “Who are you?”
Sebagai seorang muslim tentu saat ditanya siapa kamu, jawabannya adalah hamba Allah SWT yang sedang diberi tugas untuk mengabdi kepada-Nya. Menjalankan seluruh perilaku yang Dia suka dan sadar bahwa Dia selalu mengawasi.
Dengan memiliki self image tersebut maka kita akan terjaga dari ambisi-ambisi duniawi dengan menjadikan ikhtiar sebagai jalan ibadah dan meyakini bahwa hasil itu hak prerogatif Allah SWT.
2. Self Ideal
Ketika sudah bisa memahami citra diri kita sendiri, selanjutnya kita diminta untuk mempunyai Self Ideal atau citra diri ideal yang kita ciptakan sebagai sarana untuk bertumbuh.
Citra diri ideal itu ibarat cita-cita. Mau menjadi orang yang seperti apa di masa depan, gap dari citra diri saat ini ke citra diri ideal itulah yang perlu kita sadari sehingga tahu mulai darimana untuk mengejar ketertinggalan.
Self Ideal seperti apa yang kamu punya ? Seberapa jauh gap-nya dari citra diri yang kamu miliki saat ini ? Pertanyaan itu yang dijadikan PR oleh teh Febrianti di kelas Belajar Jadi Istri.
3. Self Esteem
Dalam kajian psikologi, istilah self-esteem diterjemahkan sebagai harga diri. Begitupun dalam perkembangan selanjutnya, self-esteem juga didefinisikan sebagai evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan individu dalam memandang dirinya yang mengekspresikan sikap menerima atau menolak, juga mengindikasikan besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartiannya, kesuksesan dan keberhargaan.
Kalo citra diri dan citra diri ideal ini ajeg, semua inline dengan “apa yang Allah SAW mau” maka tidak ada satupun di dunia ini yang membuat sakit hati dan merasa harga dirinya direndahkan selain yang berhubungan dengan Allah dan Rasul-Nya. Andai seluruh dunia menghina dan menentangnya itu tak akan membuat ia kehilangan konsep dirinya karena ia yakin bahwa nilai takwa seseorang bukan karena pandangan orang lain, tapi karena pandangan Allah.
Sebagai hamba, konsep diri ini menjadi penting karena merupakan pijakan menuju peran-peran berikutnya. So, selamat menemukan konsep diri dan menjadikan hidup lebih baik dan bermakna. Salam Bertumbuh, Berdaya dan Berdampak!