Manajemen Berhutang

Manajemen Berhutang

Bulan September lalu, https://sekolahkeluarga.id/ mengadakan Zoominar Financial Hack for Parents. Kalo boleh dibilang kelas ini tuh daging tanpa lemak. Selain menjelaskan tentang bagaimana sih orang tua mengatur keuangannya dalam rumah tangga agar sejahtera dunia dan akhirat, di awal-awal bang Mamat ngajarin bagaimana manajemen berhutang sekaligus prinsip yang perlu dipegang saat meminjamkan uang.

Selama kamu tidak bisa menghasilkan income lebih besar dari pengeluaran, hutang sangat diharamkan.

Begitu kata bang Mamat

jleb banget sih. Karena kebanyakan dari kita berhutang untuk menutupi pengeluaran yang membengkak. “Turunkan biaya hidup!” Lanjut beliau, kalau sekiranya hanya bisa makan sama tempe, ya jalankan itu sambil kita nyari peluang pemasukan yang lain agar taraf hidup bisa lebih baik. 

 

Kok se-saklek itu sih ? Iya karena kalau penghasilannya kurang dari pengeluaran maka siklus bulanan ketika income datang sebagiannya untuk membayar hutang, dan kemungkinan akan berhutang lagi untuk menutupi pengeluaran pada bulan tersebut. Maka, boleh berhutang asal dengan syarat-syarat sebagai berikut :

manajemen hutang

Mudah dan murah bukan jadi alasan untuk meminjam. Hitung banyaknya uang yang akan dibayar sampai lunas, berapa selisihnya sehingga kita tahu betul bahwa rasa keamanan yang dihadirkan dari meminjam uang itu, PALSU!

 

Kalo saya mendengar materi ini semakin meyakinkan diri untuk tidak berhutang apalagi untuk makan. Usaha lebih keras agar penghasilan jauh lebih tinggi dari pengeluaran. Banyak kok caranya, menjadi affiliate dari Sekolah Keluarga Indonesia juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan, tanpa modal dan bisa dikerjakan dimana dan kapan saja. (iklan, hahaha)

 

Selanjutnya bang Mamat juga menjelaskan tentang syarat memberikan hutang atau pinjaman. Selagi kamu masih memikirkan bagaimana keuangan bulan depan mulai katakan TIDAK  untuk meminjami uang. Memberi hutang menjadi penyebab kebocoran keuangan. kalo memang mau membantu sebisanya yang bisa kita keluarkan, sehingga ada jaminan pengeluaran keluarga tetap aman.

 

Ketika meminjamkan uang tidak bisa lagi dihindari, maka biasakan beberapa hal ini:

  1. Menginfokan apa tujuan uang itu buat kita. Contoh, “Uang ini untuk biaya sekolah anakku tahun depan ya, jadi sebelum jadwal daftar sekolah sudah harus kembali.”
  2. Menanyakan kapan tanggal pengembalian. Selain itu juga wajib untuk mencatatnya, ini ternyata bagian dari sunah Rasulullah SAW loh.
  3. Memberi tahu kalau kita akan menagih bila tidak terbayar di tanggal yang dijanjikan
  4. Memastikan peminjam paham arti kepercayaan 
  5. Merelakan uang hilang di hari pertama dipinjamkan

Poin terakhir ini penting banget kita lakukan, karena resiko memberi pinjaman adalah tidak kembali, jadi kalaupun si peminjam mengembalikannya kita akan tetap bersyukur atas rezeki baru tersebut. Menitipkan rasa pada proses memberi hutang, ibarat kamu makan sambel namun berharap orang lain yang merasakan pedasnya. Impossible!

Semoga kita semua terhindar dari drama hutang menghutangi ini ya. Salam Bertumbuh, Berdaya dan Berdampak!

Bunda Nagara